Mayoritas orang biasanya masih terheran-heran bagaimana bisa menggunakan aplikasi open source untuk kebutuhan dunia kreatif. Padahal selama ini linux identik dengan orang-orang yang bergelut di dunia IT, introvert dan lain sebagainya. Sementara di dunia kreatif sejak lama di dominasi oleh aplikasi buatan adobe misalnya photoshop dan illustrator atau di dunia percetakan lebih umum yang digunakan adalah corel draw.
Jawabannya tentu saja bisa, karena sebenarnya banyak aplikasi yang mendukung pekerja kreatif untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hanya saja dulu masih minim sekali tersebarnya informasi mengenai hal ini sehingga pekerja kreatif merasa enggan untuk mecoba linux dan meninggalkan aplikasi bajakan yang mereka gunakan saat ini. Salah satu aplikasi yang sering penulis gunakan untuk menunjang pekerjaan desain adalah inkscape.
Pertama kali seingat penulis sempat menggunakan versi Inkscape 0.48 lalu kemudian tidak lama dirilis versi 0.9 yang tidak terasa sudah lebih dari 10 tahun Inkscape ini memenuhi kebutuhan aplikasi desain penulis. Inkscape ini memang bisa apa aja sih? Banyak hal yang bisa dilakukan dan secara umum sama saja dengan aplikasi berbasis vektor lainnya maka izinkan penulis beberapa contoh karya yang dibuat dengan Inkscape selama bekerja secara profesional baik sebagai karyawan maupun sebagai pekerja lepas.
1. Logo
2. Kartu Nama
3. Brosur
4. Tas
5. Sticker Bus
6. Landing Page Website
Nah itu dia contoh-contoh yang dapat penulis sampaikan. Sebenarnya masih banyak contoh lainnya tapi khawatir nanti jadi terlalu panjang. Akhir kata ingin penulis sampaikan memang Inkscape memiliki kekurangan dengan aplikasi semisal di kelasnya tapi itu bukanlah halangan jika kita mampu mengoptimalkan penggunaan aplikasi Inkscape dengan beberapa penyesuaian atau memakai aplikasi tambahan lainnya agar kebutuhan kita bisa terpenuhi. Karena yang Inkscape sejatinya adalah alat saja, jika pengguna adalah orang yang ahli tentu saja hasil karya yang dibuat tetaplah baik.
Artikel ini pertama kali tayang di Panduan BlankOn