Laptop menjadi senjata utama seorang pekerja kreatif untuk membuat sebuah karya. Baik itu logo, ikon, poster, banner, baliho dan lainnya. Banyak laptop yang tersedia pada saat ini mulai dari harga ratusan ribu sampai puluhan atau ratusan juta. Dari kelas pemula sampai laptop yang spesifik peruntukannya untuk pekerjaan tertentu. Sampai pada titik tidak sedikit pekerja kreatif yang bingung untuk menentukan laptop makan yang cocok untuk mereka dalam hal ini terkhusus jika mereka menggunakan aplikasi Inkscape untuk keperluan membuat desain mereka.
Laptop yang penulis gunakan pertama kali saat pertama belajar linux dan aplikasi Inkscape di tahun 2012 adalah laptop toshiba dengan spesifikasi Intel Core i3 Generasi 3 dengan RAM sebesar 2GB saja. Pada saat itu cukup cepat membuat desain dengan spesifikasi tersebut tapi lama kelamaan terasa agak berat maka ditambahlah menjadi 4GB dan ternyata performanya semakin membaik, Inkscape yang penulis gunakan saat itu adalah versi 0.9 atau yang lebih baru.
Di tahun 2015 saya mulai menggeluti bidang Web Design yang mana semakin banyak lagi komponen atau konten desain yang ada di dalam lembar kerja Inkscape dan itu membuat performa melambat. Sampai pada akhirnya memutuskan untuk membeli laptop gaming dengan spesifikasi Core i7 Gen 6 dan RAM 16GB. Pekerjaan yang tadinya terasa lambat akhirnya jauh lebih cepat setelah mengganti laptop dengan kelas yg lebih tinggi. Sekarang yang jadi pertanyaan adalah apa harus membeli spesifikasi yang sangat tinggi untuk lancar bekerja desain?
Pernah mengadakan survey kecil-kecilan di grup Inkscape Indonesia tentang spesifikasi yang mereka gunakan saat ini dan berikut adalah hasilnya.
Berdasarkan hasil survey tersebut maka mayoritas pengguna Inkscape di grup tersebut menggunakan spesifikasi kelas tengah dan kelas bawah. Sebagian kecil menggunakan spesifikasi tinggi seperti Core i7 & Core i9 atau yang setara keduanya seperti Ryzen 7 & 9. Sebagian kecilnya masih menggunakan spesifikasi yang cukup lawas dengan ram 2GB saja. Spesifikasi lawas lebih cocok untuk menggunakan versi di bawah 1.0 karena mulai dari versi 1.0 inilah pembaruan cukup signifikan secara fitur namun meninggalkan masalah juga berupa performa yang justru menurun bahkan penulis menggunakan spesifikasi yang cukup tinggi dengan Core i7, RAM 16GB dan memori menggunakan SSD m.2 masih juga mengalami masalah performa. Seperti Inkscape tidak bisa menggunakan performa dari prosesor yang setinggi ini.
Namun semua berubah ketika Inkscape versi 1.2 dirilis yang membawa perbaikan performa yang cukup signifikan walau tetap dengan beberapa kekurangan yang menyertainya. Performa versi ini jika dibandingkan mirip seperti aplikasi berbayar Affinity Designer. Penulis mencoba sampai sejauh apa perbaikan versi ini berdampak pada spesifikasi laptop yang ada.
Untuk mengatasi rasa penasaran tersebut, penulis sempat meminjam laptop paling jelek di kantor dengan Intel Pentium dan RAM hanya 3GB saja. Cukup mencoba dengan Live USB ternyata performanya cepat juga saat membuka berkas desain yang dibuat di spesifikasi lebih tinggi.
Untuk itu penulis berkesimpulan kalau saat ini bagi teman-teman yang ingin membeli laptop untuk menggunakan Inkscape di sistem operasi Linux maka tidak perlu memaksakan membeli spesifikasi yang sangat tinggi. Cukup dengan laptop Core i3 atau Core i5 dengan RAM disarankan 8GB itu sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan desain kalian. Namun jika dana yang tersedia kurang dari itu, tetap bisa kalian gunakan laptop seri lawas atau bekas seperti yang penulis pernah coba dan masih cukup baik jika menggunakan Inkscape versi 1.2 di sistem operasi linux. Jika menggunakan sistem operasi windows & spesifikasi lawas mungkin bisa mencoba versi 0.92 yang saat ini masih menjadi andalan bagi sebagian pengguna Inkscape.
Artikel ini pertama kali tayang di Panduan BlankOn dengan sedikit penambahan